TIPSS

AJIAN PANCASONA

Aji Pancasona, siapa yang tak pernah mendengar nama ilmu kesaktian yang sangat sangat kesohor ini. Pancasona merupakan salah satu ilmu kanuragan tingkat tinggi di pulau Jawa. Dalam berbagai kisah kependekaran, ilmu satu ini dikenal sebagai ilmu hitam yang menimbulkan fenomena yang sangat aneh. Misalkan, bagian tubuh yang putus dapat menyambung kembali.
Siapa saja yang memiliki ilmu ini akan sukar matinya, karena biarpun sudah terpotong tubuhnya, atau tertembak hingga mati, begitu menyentuh bumi akan hidup lagi.
Dalam pewayangan yang mempunyai ajian Pancasona ini Prabu Dasamuka, Raja dari Alengka. Orang yang memiliki ilmu ini matinya hanya bisa bila kepala dan tubuhnya dipisahkan dan ditaruh di tempat yang sangat jauh, bila mungkin di pendam di dalam sumur yang sangat dalam.


Karena sukarnya untuk menjalankan laku dalam mendapatkan ilmu ini, maka sangat jarang orang yang masih memiliki ilmu ini. Untuk menghilangkan rasa penasaran Anda, inilah mantra dari Aji Pancasona yang terkenal ini.
"Bismillahirrohmanirrohiim,
Niyat ingsun amatek ajiku Aji Pancasona,
Ana wiyat jroning bumi, Surya murub ing bantala,
Bumi sap pitu, anelahi sabuwana, Rahina tan kena wengi,
Urip tan kenaning pati, Ingsun pangawak jagad,
Mati ora mati, Tlinceng geni tanpa kukus,
Ceng, Cleleng 2x
Kasangga ibu pertiwi, Tangki dewe, urip dewe aning jagad,
Mustika lananging, jaya, Hem, aku si Pancasona,
Ratune nyawa sakalir."

Syarat lakunya:
Puasa sunnah Senin dan Kamis selama 7 bulan. Setelah selesai 3 hari berikutnya dilanjutkan puasa sunnah 40 hari. Malam terakhirnya hari ke 41-nya patigeni sehari semalam (tidak makan, tidak tidur) dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil. Selama puasa setiap selesai sholat fardhu ajian dibaca 21 kali.
Malamnya melakukan sholat sunat hajat, memohon ajian ini. Setelah selesai ajiannya dibaca sebanyak 75 kali. Sebelum mengerjakan sholat sunat hajat diwajibkan mandi keramas yang airnya sudah diberi mantra keramas 21 kali.
Setelah selesai mengerjakan puasa, setiap hari sehabis sholat mantranya dibaca 3 kali jangan sampai terlewatkan.
Demikianlah sekedar gambaran Aji Pancasona. Semoga bisa menambah perbendaharaan ilmu-ilmu di nusantara.






KIDHUNG AJIWEDHA

(Waringin Sungsang)

Ini adalah kidung Ajiwedha, yang termasuk dalam Ajian Mantrawedha. Waringin Sungsang adalah nama kerennya. Ditembangkan dalam pupuh DURMA. Beberapa kata dalam tiap bait sengaja Bathara Narada edit sehingga mantram ini tidak sempurna dan tidak dapat digunakan secara sembarangan.

Menurut beberapa sumber, kegunaan waringin sungsang ini adalah untuk membersihkan diri dari energi negatif dan membersihkan karma karma buruk yang masih tersisa.

Benar tidaknya, wallahualam bisshawab
Quote:
1. Wringin Sungsang wayahira tumaruna, ngaubi awak mami, lan tinut ing bala, pinacak kembar, pipitu lajar marapit, asri yen siyang, angker kalane *****.
2. Duk samana akempel kumpuling rasa, netraku dadi dhingin, netraningsun emas, puputihe mutiyara, ireng-ireng wesi manik, ceploking netra waliket uda*****.
3. Idep ingsun kekenceng bang ruruwitan, alisku sarpa mandi, kiwa tengen pisan, tlapukan surya kembar, kedhepku pan kilat thathit, kang mungging sirah, wesi kekenthen ***.
4. Rambut kawat sinom wesi pamor ngrayap, bathuk sela cendhani, kupingku salaka, pilinganingsun gangsa, irungku wesi duaji, pasu kulewang, pipiku wesi *****.
5. Watu item lungguhe ing janggut ingwang, untuku rajeg wesi, lidhah wesi abang, aran wesi mangangkang, iduku tawa sakalir, pan lambeningwang sela matangkep *****.
6. Guluningsun paron wesi galigenan, dhadha wesi aji, pundhak wesi akas, walikat wesi ambal, salangku wesi walugin, bahuku gada, sikutku palu ****.
7. Asta criga epek epekingsun cakra, cakar wok jempol kalih, panuduh trisula, panunggulku musala, jenthik manis supit wesi, pan jenthikingwan pasopati *******.
8. Bebokongku sela ageng kumalasa, akawat wesi gilig, ebolingsun karah, luput dhendha kang tinja, belubukan entut mami, uyuhku wedang, dhakarku ********.
9. Jembhut kawat gantanganku wesi mentah, walakang wesi gapit, pupu kalantaka, sumsumingsun gagala, otot raratuning wesi, ing dalamakan ingaran kaos ****.
10. Sampun pepak sariraningsun sadaya, sasamya pangawak wesi, pan ratuning braja, manjing aneng sarira, tan ana braja nedhasi, dadya wiyana ayu sarira ****.





Ajian Tahan Lapar!
Kalau Brama Kumbara punya ajian serat jiwa, Wiro Sableng punya “si Kunyuk melempar buah”, Superman bisa terbang, dan masyarakat pendekar Gunung Ceremai punya rapalan sakti-sakti, maka pelajar dan mahasiswa punya ilmu baru yang tak dimiliki pendekar manapun: ajian tahan lapar!
Resepnya gini, nih:
1. ngenet, terdiri dari ngeblog, browsing, chatting, nge-fs, nge-hack, nge-game, nge-date, (bisa dicampur JD, garam plus kecap).
2. nge-gosip di warung sekolah/kampus.
3. nge-lirik cewek sok ancur n cowok sok jelek (soalnya bawa’annya mo muntah terus…)
4. nge-utang (pas teringat utang, gak jadi makan)
5. nge-lariin bini’ orang (untuk di Medan, ini lagi belum trend, tapi di daerah lain, mana aku tau!)
6. nge-suka minum air putih (gendangnya dua: lagi bokek ato pebisnis air isi ulang)
7. nge-rokok (mulut jadi pahit, n duit buat beli nasi bungkus jadi korbannya)
8. nge-ngambek sama emak dan bapaknya (krn pas ngambek teringat emak yang ngelahirin, n bapak yang capek cari duit)
9. nge-sok sibuk ngurus bisnis bangsa, negara, agama dan selingkuhan.
10. nge- … (ini jorok, tak patut disiarkan di blog ini)
11. nge- … (ini juga tabu, dosa!)
Resep lain? Ya, puasa ….
Inilah penyebab adanya gerakan mahasiswa dan pelajar sejak tahun ‘08, ’28, ’45, ’66, ‘70-80an, sampe 1998 dan 2000 ke atas. Karena cuma mereka komponen yang tahan lapar, di saat masyarakat luas sedang tak punya tenaga karena lapar (hmm…).


AJI BRAJAMUSTI
Bismillahirrokhmanirrokhim
Sun amatek aji ajiku brajamusti terap terap awe-awe, kuru-kuru, griyo gunting drijiku, watu item ning tanganku sun tak antem LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADURROSULULLAH.
Cara Lelakunya :
- Puasa 3 hari, dimulai hari selasa kliwon (puasa seperti puasa dibulan ramadhan).
- Selama dalam puasa, mantra dibaca sehabis shalat fardhu 100 X
- Sesudah puasa mantra dibaca sehari 3 X
Manfa’at dan kegunaan :
Aji Brajamusti, selain berguna untuk mengisi kekuatan badan bias untuk mengisi kekuatan tangan. Tapi Aji Brajamusti lebih condong untuk mengisi kekuatan tangan. Makadari itu seseorang yang memiliki Aji Brajamusti akan memiliki kekuatan pukulan yang sangat hebat, laksana berat bagaikan godam.

Mantera ajian Brajamusti adalah sebagai berikut:

Si kata si kara welang, macan gembong ing gigirku metu kilat ing cangkemku, petak wedi si jabang bayi andeleng awak badan sariraku, katon agimbal jatal yen anggereng kaya gandarwa sewu suwaraku, yen aturu katon lembak-lembak kaya sagara, yen angadeg katon kaya gunung sewu, yen lumaku kaya gunung sewu alelaku, metu wadung ing dedengkulku, metu petel ing sikutku, metu gunting darijiku, sing tak garap sing tak usap teka bencur teka mancur, bayune si jabang bayi, asalira saking bayu mulih maring bayu, asalira saking ora mulih maring ora, dadaku brajaku brajamusti, pupuku si paron tunggal, epek-epekku si braja keras, darijiku si wesi gunting, sing tak cekel tugal, sing tak usap lebur musna ilang tanpa karana, la ila'ilaha ila'llah, Muchammad Rasulu'llah

Sebelum melakukan kita harus mandi keramas dengan kembang sembilan macam. Setelah itu mutih tujuh hari tujuh malam dilanjutkan dengan pati geni sehari semalam."
"Waktu menjalani puasa mutih, tiap tengah malam, mantera harus dibaca sebanyak sebelas kali."
Demikian kisah keampuhan ajian Brajamusti, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang gemar mempelajari berbagai ilmu kadigdayaan yang tersebar di seluruh nusantara.

Salam Buat Semuanya...

Ajian Brajamusti adalah ajian (yang dipercaya) untuk menguatkan badan dan pukulan (tetapi dalam praktiknya, lebih banyak yang menitikberatkan pada pukulan). Bahkan, konon kabarnya, dengan ajian ini, maka tangan menjadi sangat kuat sehingga menimbulkan efek kekebalan terhadap senjata tajam. Suatu hari (sekitar tahun 2000-an), saya pernah "iseng" pengin tahu "asal-usul" ajian ini dan mulai cari-cari informasi dari mana-mana.

Akhirnya, dari catatan saya, ada benang merah yang dengan ilmu "kuthak-kathik-gathuk" bisa saya tarik antara ilmu ajian Brajamusti dengan sebuah aliran beladiri di India, Vajra Musthi (Donn F. Draeger dalam bukunya "Asian Fighting Arts" menyinggung tentang beladiri ini). Ditilik dari kemiripan kosa katanya, maka "brajamusti" dan "vajra musthi" terdengar mirip. Dan bila ditilik arti dari kata "vajra musthi" maka bisa dilihat dengan lebih jelas. Vajra adalah "lidah petir" sedangkan musthi berarti "pukulan". Rasanya tidak berlebihan bila menghubungkan efek yang ditimbulkan oleh ajian Brajamusti ini dengan arti kata "vajra musthi", yaitu "pukulan lidah petir". Bisa jadi, dahulu kala pada ada pendekar dari India yang main-main ke tanah Nusantara dan mengajarkan ilmu pukulan ini. Lalu dalam masa perkembangannya, terjadi asimilasi dengan tradisi masyarakat lokal. Dan ketika masa agama Islam masuk ke Indonesia, pukulan ampuh ini mendapat "polesan" lagi, atau bahkan ada jenis pukulan semacam ini yang kemudian diberi label "brajamusti" (sesuai dengan lidah Nusantara).

Ada berbagai versi dalam bacaan (rafalan) aji Brajamusti dan cara-cara membangkitkannya. Berikut adalah salah satu yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, tanpa ijazah (makanya tidak saya latih... hehehe...), dan tidak terikat dengan janji mau pun sumpah apa pun dari yang memberikan (pewarisnya). Silakan bagi yang mau mengoleksi dan/atau mencoba melatihnya (kalo berhasil, cerita di sini ya...)

Bismillahirrohmanirrohim,
Sun matek aji-ajiku Brajamusti,
Terap-terap, awe-awe, kuru-kuru.
Griya gunting drijiku, watu item ing tanganku,
Sun tak antem.
Laa ilaaha ilallah muhammadur rasulullah.

Lelaku untuk memahari ilmu Brajamusti versi ini adalah:
* Puasa biasa 7 hari setiap bulan (penanggalan komariah) hingga satu tahun (bagusnya puasa pas tengah bulan).
* Selama dalam puasa, setiap selesai melaksanakan shalat fardhu, baca aji Brajamusti sebanyak 100x.
* Selama dalam puasa, setiap malam lakukan shalat hajat khusus (sebaiknya selepas tengah malam) dan meminta kepada Allah SWT untuk diberikan aji Brajamusti, kemudian baca amalan aji Brajamusti sebanyak 100x.
* Selama mengamalkan lelaku, setiap hari membaca “yaa qawiyyu, ya matiin,” sebanyak 1000x (boleh dicicil 200x sehabis shalat fardhu),
* Setelah selesai puasa, ajian dibaca satu kali dengan menahan nafas lalu dihembuskan ke lengan.
* Setelah selesai melaksanakan seluruh lelaku tersebut, setiap hari amalan tersebut harus dibaca 3x setiap selesai melaksanakan shalat fardhu, selama ajian itu masih ingin dikuasai.

Insya Allah, bila dilaksanakan dengan niat baik dan bersungguh-sungguh, hasilnya akan ada.
Versi yang saya pahami, mohon maaf tidak bisa saya babar di sini karena terikat dengan janji pada guru.


BELAJAR ILMU TERAWANGAN

Walaupun dijaman yang serba modern dan canggih, antusias orang untuk dapat menguasai Ilmu Terawangan sangatlah tinggi. Ribuan bahkan jutaan orang dimuka bumi ini banyak yang datang berduyun-duyun ketempat-tempat praktek Paranormal yang tujuannya mempelajari Ilmu Terawangan.

Namun tanpa disadari oleh kita semua, perburuan mendapatkan Ilmu Terawangan atau dalam kata lain, ambisi kita untuk mendapatkan Ilmu tersebut kadang dimanfaatkan oleh oknum-oknum paranormal yang tidak bertanggung jawab, yang mengiming-ngimingi dapat menghantarkan seseorang untuk menembus alam ghaib dengan imbalan / mahar yang mencekik leher.

Yang lucunya, terkadang oknum yang mengiming-imingi dapat menghantarkan seseorang tembus alam ghaib itu secara pribadi ia tidak pernah melihat alam ghaib secara langsung. Sehingga tidak heran, banyak para peminat ilmu terawangan yang merasa tertipu dan dibohongi. Padahal cukup banyak pengorbanan yang telah dikeluarkan baik dana, waktu, tenaga serta pikiran, namun hasil yang didapat nol besar

Apa dasarnya peminat Ilmu Terawangan banyak yang mengalami kegagalan, walaupu ia telah mengeluarkan mahar yang cukup besar. Inti kegagalannya adalah karena kita belum memiliki serta memahami syarat dan dasar menguasai ilmu terawangan. Atas dasar ingin berbagi dengan para peminat Ilmu Terawangan, berikut kami jabarkan syarat dan dasar menguasai ilmu terawangan. Semoga apa yang kami berikan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amiin

Untuk dapat menguasai ilmu terawangan, ada 3 tingkatan yang harus dikuasai secara bertahap, ketiga tingkatan itu adalah :

1. ILMU PENERAWANGAN SEMEDI MEDITASI TAK BERATURAN
- Ambilah posisi duduk bersila, kedua tangan diatas lutut.
- Pejamkan mata
- Berdoa kepada Allah AWT, untuk meminta keselamatan dan perlindungan dalam melakukan semedi meditasi
- Kemudian tarik nafas dan tahan beberapa lama kemudian hembuskan nafas, lakukan beberapa kali untuk menenangkan pikiran
- Setelah pikiran tenang kemudian konsentrasikan segala pikiran, rasa , karsa, cipta pada keluar masuknya napas. Napas dalam keadaan biasa/tidak menahan napas, jadi napas seperti biasa
- Latihlah semedi meditasi tingkat 1 ini selama kurang lebih 1 hingga 2 minggu. Lama latihan 1 jam. Untuk pemula latihan dianjurkan pada jam 12 malam dan berada ditempat yang gelap.
- Setelah anda berlatih pada jam 12 malam dan telah berhasil melihat bayangan-bayangan alam ghaib, maka selanjutnya anda latihan semedi meditasi pada siang hari.
- Jika anda sudah bisa melihat bayangan alam ghaib, alam nyata, alam roh baik pada siang hari maupun malam hari, anda tingkatkan untuk melanjutkan semedi meditasi tingkat 2

1. SEMEDI / MEDITASI TINGKAT 2 PENYEARAHAN
Caranya : lakukan semedi meditasi seperti cara semedi meditasi tingkat Satu
- Latihan dilakukan pada jam 12 malam, lama latihan 1 jam
- Ketika berdoa kepada Allah SWT, mintalah tujuan serta niat yang mau kita lihat misalkan minta melihat alam ghaib, alam nyata. Jadi nanti yang terlihat akan sesuai dengan tujuan yang kita niatkan.
- Setelah anda mampu melihat bayangan alam ghaib penyearahan pada malam hari, dilanjutkan latihan pada siang hari
- Setelah kita dapat melihat alam ghaib, alam nyata, alam roh pada siang hari, kita bisa melanjutkan ilmu penerawangan semedi meditasi tingkat 3

1. ILMU PENERAWANGAN SEMEDI MEDITASI PENYEARAHAN TINGKAT TIGA (3)
- Latihan dilakukan pada jam 12 malam
- Lakukan semedi meditasi seperti cara semedi tingkat 1
- Ketika membaca permohonan doa kepada Allah SWT, niatkan tujuan yang mau kita lihat, apakah alam ghaib, alam nyata, dan alam roh


- Anda harus berusaha dalam melatih tingkat 3 ini bayangan yang terlihat harus sesuai dengan kehendak bathin, dan bayangan tersebut terlihat dalam jangka waktu 5 hingga 10 menit, jadi dalam waktu singkat anda mampu melihat alam yang anda kehendaki
- Setelah anda mampu melihat alam yang anda kehendaki dalam waktu 5 hingga 10 menit diwaktu malam hari, sekarang anda latih pada siang hari.
- Setelah anda mampu menguasai ilmu penerawangan tingkat 3 dan anda sudah dapat berkomunikasi dengan makhluk halus berarti anda sudah menguasai ilmu penerawangan dengan sempurna.
Demikianlah penjelasan dari kami, semoga apa yang telah kami tulis dapat bermanfaat bagi anda semua. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Laku & Rapalan ilmu trawangan

cara melatih ilmu trawangan puasa dan rapalan :
puasa :
tingkat 1 = puasa 3 hari dimulai hari selasa kliwon.bisa melihat alam ghaib dan biasanya akan sering di ganggu makhluk halus yang jahat.
tingkat 2 = puasa 7 hari di mulai kari kamis pahing.dapat melihat alam ghoib pada siang hari.
tingkat 3= puasa 40 hari dimulai sabtu kliwon.dapat melihat alam nyatadengan jarak jauh, melihat keluarga di luar kota, pulau, bahkan negara. dan dapat membaca isi surat yang masih tertutup rapat dan makhluk halus akan takut karena memiliki ilmu yang tinggi.
laku :
- selama puasa sehabis shalat fardlu membaca rapalan 13 kali dan membaca "ya khobir" 812 kali.
- sehabis shalat taubat, membaca istighfar kemudian dilanjutkan shalat hajat khusus dilakukan pada jam 12 malam, selanjutnya membaca rapalan 46 kali dan "ya Khobir" 812 kali.
Rapalan :
Allahuma anta salam
Qodia Hajat
Ghoib busisir masya allah
Alimul ghoibi was shahadatil
Khabirul muta'al
Ala' ya lamuman khalaq
Wa huwal latiful khobir
Nb : sebelum memulai baca rapalan 13 kali dan ya khobir 812 kali, di tempat punden atau tempat angke







HAKEKAT WALIYULLOH DAN KAROMAH NYA
Tulisan-tulisan saya yang mengungkap tentang perjalanan hidup wali-waliyalloh dalam web site ini( categori manaqib) mendapat sanggahan dari beberapa kawan saya yang memang kurang percaya tentang seseorang yang menjadi waliyulloh dan tentang karomah-karomah yang diberikan Alloh kepada hamba Pilihan Alloh ( waliyulloh). Saya coba akan jelaskan tentang hakikat para Waliyulloh dan karomahnya dari berbagai sumber referensi yang saya temukan.
A.Pengertian Waliyulloh
Dalam Kitab Jami’u karamatil Aulia Juz 1 hal 7 Syech Yusup bin sulaiman berpendapat bahwa “wali ialah orang yang sangat dekat kepada Alloh lantaran penuh ketaatannya dan oleh karena itu Alloh memberikan kuasa kepadanya dengan Karomah dan penjagaan”
maksudnya adalah orang yang menjadi dekat keadaan jiwanya kepada Alloh karena ketaatan dia akibatnya Alloh menjadi dekat orang tersebut dan diberikan anugrah oleh Alloh berupa “karomah” dan penjagaan untuk tidak terjerumus berbuat maksiat,apabila dia terjerumus berbuat maksiat maka cepat-cepat dia bertaubat.
Kh.Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Ad Durarul Muntatsirah pada halaman 2 beliau mengungkapkan bahwa Wali adalah orang yang terpelihara dari ;
a. Melakukan dosa besar dan kecil
b.Terjerumus oleh hawa nafsunya sekalipun hanya sekejap dan apabila melakukan dosa maka dia cepat-cepat bertaubat kepada Alloh.sebagaimana tersebut didalam alquran(Q.S.YUNUS AYAT 62-64)
Hakim At-Tirmidzi mendefinisikan Wali Allah adalah seorang yang demikian kokoh di dalam peringkat kedekatannya kepada Allah (fi martabtih), memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti bersikap shidq (jujur dan benar) dalam perilakunya, sabar dalam ketaatan kepada Allah, menunaikan segala kewajiban, menjaga hukum dan perundang-undangan (al-hudud) Allah, mempertahankan posisi (al-) kedekatannya kepada Allah.menurut at-Tirmidzi, seorang wali mengalami kenaikan peringkat sehingga berada pada posisi yang demikian dekat dengan Allah, kemudian ia berada di hadapan-Nya, dan menyibukkan diri dengan Allah sehingga lupa dari segala sesuatu selain Allah.
Karena kedekatannya dengan Allah, seorang wali memperoleh ‘ishmah (pemeliharaan) dan karamah (kemuliaan) dari Allah. menurutnya, ada tiga jenis ‘ishmah dalam Islam. Pertama, ‘ishmah al-anbiya’ (ishmah para Nabi) merupakan sesuatu yang wajib, baik berdasarkan argumentasi ‘aqliyyah seperti dikemukakan Mu’tazilah maupun berdasarkan argumentasi sam‘iyyah. Kedua, ‘ishmah al-awliya’ (merupakan sesuatu yang mungkin); tidak ada keharusan untuk menetapkan ‘ishmah bagi para wali dan tidak berdosa untuk menafikannya dari diri mereka, tidak juga termasuk ke dalam keyakinan agama (‘aqa’id al-din); melainkan merupakan karamah dari Allah kepada mereka. Allah melimpahkan ‘ishmah ke dalam hati siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara mereka. Ketiga, ‘ishmah al-‘ammah, ‘ishmah secara umum , melalui jalan al-asbab, sebab-sebab tertentu yang menjadikan seseorang terpelihara dari perbuatan maksiat.
‘Ishmah yang dimiliki para wali dan orang-orang beriman, menurut at-Tirmidzi, bertingkat-tingkat. Bagi umumnya orang-orang yang beriman, ‘ishmah berarti terpelihara dari kekufuran dan dari terus menerus berbuat dosa; sedangkan bagi para wali ‘ishmah berarti terjaga (mahfuzh) dari kesalahan sesuai dengan derajat, jenjang, dan maqamat mereka. Masing-masing mereka mendapatkan ‘ishmah sesuai dengan peringkat kewaliannya. Inti pengertian ‘ishmah al-awliya’ terletak pada makna al-hirasah (pengawasan), berupa cahaya ‘ishmah (anwar al-ishmah) yang menyinari relung jiwa (hanaya al-nafs) dan berbagai gejala yang muncul dari kedalaman al-nafs, tempat persembunyian al-nafs (makamin al-nafs), sehingga al-nafs tidak menemukan jalan untuk mengambil bagian dalam aktivitas seorang wali. Ia dalam keadaan suci dan tidak tercemari berbagai kotoran al-nafs ( adnas al-nafs ).
jadi dari berbagai pendapat diatas bahwa Derajat ke” Wali” an pada hakekatnya dapat diperoleh atau dicapai oleh sesorang mukmin yang bertaqwa dengan jalan melaksanakan dan menta’ati segala peraturan dan tuntunan sya’ra yang diwajibkan dan yang disukai Alloh SWT dikerjakan dengan penuh ketekunan . Dan yang Haram atau yang tidak disukai Alloh dijauhkan dan dihindarkan dari dirinya supaya jangan sampai jatuh tergelincir melakukannya. Apabila tergelincir melakukan dosa kecil sekejap saja cepat-cepat diikuti dengan bertaubat yang sebenar-benarnya.dan terus segera kembali kepada yang haq (benar).
B.PENGERTIAN “KAROMAH”
Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan (munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam kitabnya “tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam mempunyai i’tiqod yang benar”
Menurut Hakim At-Tirmidz Adapun yang dimaksud karamah al-awliya’ tiada lain, kemuliaan, kehormatan,(al-ikram); penghargaan (al-taqdir); dan persahabatan (al-wala) yang dimiliki para wali Allah berkat penghargaan, kecintaan dan pertolongan Allah kepada mereka. Karamah al-awliya itu, dalam pandangan Hakim at-Tirmidzi, merupakan salah satu ciri para wali secara lahiriah (‘alamat al-awliya’ fi al-zhahir) yang juga dinamakannya al-ayat atau tanda-tanda.
Hakim at-Tirmidzi membagi karamat al-awliya ke dalam dua bagian. Pertama, karamah yang bersifat ma‘nawi atau al-karamat al-ma‘nawiyyah. Karamah yang pertama merupakan sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan secara fisik-inderawi, seperti kemampuan seseorang unrtuk berjalan di atas air atau berjalan di udara. Sedangkan karamah yang kedua merupakan ke-istiqamah-an seorang hamba di dalam menjalin hubungan dengan Allah, baik secara lahiriah maupun secara batiniah yang menyebabkan hijab tersingkap dari kalbunya hingga ia mengenal kekasihnya, serta merasa ketentraman dengan Allah. At-Tirmidzi memaparkan karamah yang kedua sebagai yang berikut:
Kemudian Tuhan memandang wali Allah dengan pandangan rahmat. Maka Tuhan pun dari perbendaharaan rububiyyah menaburkan karamah yang bersifat khusus kepadanya sehingga ia (wali Allah) itu berada pada maqam hakikat kehambaan (al-haqiqah al-ubudiyyah). Kemudian Tuhan pun mendekatkan kepada-Nya, memanggilnya, menghormati dan meninggikannya. Menyayanginya dan menyerunya. Maka wali pun menghampiri Tuhan ketika ia mendengar seru-Nya. Mengokohkan (posisi)-nya dan menguatkannya; memelihara dan menolongnya; sehingga ia meresponi dan menyambut seruan-Nya. Dalam kesunyian ia memanggil-Nya. Setiap saat ia munajat kepada-Nya. Ia pun memanggil kekasihnya. Ia tidak mengenal Tuhan selain Allah.
Jadi karomah adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan .perkara itu ( karomah) diberikan Alloh kepada hambanya yang sudah terang kebaikannya( shalehnya), setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW baik dalam segi syaria’t atau aqidah serta akhlaknya.
Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya. Sebagai contoh karomah ialah seperti dapat dilihat adanya peristiwa Maryam yang disebut dalam surat Ali Imron ayat 37, juga peristiwa Ashabul Kahfi dalam surat al kahfi ayat 25 dan tidak berbeda pula halnya dengan Karomah-karomah Para Habaib dan Para Ulama yang saya tulis tersebut seperti karomahnya Al Habib Abduloh bil Faqih yang selalu bertemu langsung dengan Rosululloh begitu pula dengan KH.Hamim Djazuli (Gus Miek) yang melakukan dakwahnya ditempat hiburan malam.
Orang yang menolak karamah al-awliya’, disebabkan mereka tidak mengetahui persoalan ini kecuali kulitnya saja. Mereka tidak mengetahui perlakuan Allah terhadap para wali. Sekiranya orang tersebut mengetahui hal-ihwal para wali dan perlakuan Allah terhadap mereka; niscaya mereka tidak akan menolaknya. Penolakan mereka terhadap karamah al-awliya’, disebabkan oleh kadar akses mereka terhadap Allah hanya sebatas menegaskan-Nya; bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan kejujuran (al-shidq); bersikap benar dalam mewujudkan kesungguhan sehingga meraih posisi al-qurbah (dekat dengan Allah). Sementara mereka buta terhadap karunia dan akses Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Demikian juga buta terhadap cinta (mahabbah) dan kelembutan (ra’fah) Allah kepada para wali. Apabila mereka mendengar sedikit tentang hal ini, mereka bingung dan menolaknya.
C.HIERARKI KEWALIAAN
Syaikhul Akbar Ibnu Araby dalam kitab Futuhatul Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut :
1. Wali Aqthab atau Wali Quthub
Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.
2. Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.
3. Wali Autad
Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.
4. Wali Abdal
Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.
Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5. Wali Nuqoba’
Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.
6. Wali Nujaba’
Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.
7. Wali Hawariyyun
Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.
8. Wali Rajabiyyun
Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.
9. Wali Khatam
Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.
derajat Wali yang disandang sesorang itu adalah merupakan anugrah dari Alloh yang telah dicapai seorang hamba dalam mencari Hakekat Alloh ( Aripbillah). Bahkan ibadahnya seorang wali itu lebih utama dibandingkan dengan ibadahnya seorang Ulama yang A’lim.Kenapa demikian ? seorang Wali telah mencapai hakekat Alloh sedangkan seorang ulama baru tahap mencari jalan untuk mencapai hakekat Alloh. wali dapat diketahui dengan wali yang lain ada juga seseorang yang menjadi wali Alloh tapi dirinya tidak tahu bahwa dia seorang Wali. Wallulloh a’lam
MENYINGKAP ALAM GHAIB 1
Kejadian-kejadian luar biasa yang ditampilkan Allah s.w.t di dalam peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Besar Muhammad s.a.w yang sekaligus menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya yang wajib diimani oleh setiap pribadi muslim, di antaranya ada tiga kejadian:
1. Dengan Ilmu dan urusan Allah Seorang hamba berpotensi berdialog langsung dengan Tuhannya.
Itulah kejadian yang paling besar dan paling luar biasa dari apa yang terjadi di dalam peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Besar Muhammad s.a.w. Bahwa Baginda Nabi s.a.w adalah satu-satunya manusia sepanjang sejarah kehidupan manusia yang ada, di waktu masih hidup Beliau pernah berdialog langsung dengan Allah s.w.t di suatu dimensi yang lain dari dimensi yang ada di dunia ini dengan tanpa hijab dan tanpa perantara. Setelah pertemuan itu Beliau dapat kembali lagi ke dimensi dunia ini dalam keadaan selamat dan sehat walafiat, bahkan dengan membawa ilmu pengetahuan yang luar biasa. Demikian itu sesuai dengan apa yang diisyaratkan Allah s.w.t dengan firman-Nya:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”. (QS. asy-Syuraa; 42/51)
Peristiwa itu adalah peristiwa yang sangat luar biasa. Karena sepulang dari perjalanan itu, beliau membawa pengalaman pribadi dan ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa pula. Ilmu pengetahuan yang telah mampu membuka tabir rahasia kehidupan yang sebelumnya belum pernah diketahui oleh siapapun. Dengan peristiwa itu kebesaran Allah s.w.t dengan segala ciptaan-Nya yang ada di dimensi lain dari dimensi dunia telah terkuak dengan nyata.
Keadaan yang ada di alam barzah dan alam akherat telah dipertontonkan kepada manusia yang paling dapat dipercaya itu, sehingga ketika peristiwa tersebut harus diceritakan kembali kepada manusia, cerita-cerita itu tidak akan disertai dengan kebohongan-kebohongan manusia, baik yang disengaja maupun tidak. Dalam kaitan itu, seharusnya manusia yang hidup di zaman sesudahnya wajib bersyukur, lebih-lebih bagi umatnya yang beriman. Karena dengan peristiwa itu mereka menjadi tahu serta mengenal jalan-jalan yang harus ditempuh di dalam hidupnya. Yaitu bahwa tujuan akhir dari pengabdian yang dijalani adalah; Manakala seorang hamba telah sampai kepada Tuhannya. Mereka dapat wushul kepada-Nya sehingga dapat mengenal (ma’rifat) kepada-Nya.
Perjalanan Isra’ dan Mi’raj itu merupakan mu’jizat Nabi s.a.w yang terbesar selain mu’jizat besar lainnya. Perjalanan yang tidak dapat masuk di akal manusia. Betapa seorang manusia dengan dimensi manusiawinya mampu memasuki relung dimensi lain sehingga dapat mengetahui dan melihat dengan mata kepala keadaan-keadaan yang ada di dalam dimensi itu. Adapun nilai terbesar dari peristiwa itu adalah; Setelah seorang hamba terlebih dahulu diperlihatkan kepada keajaiban-keajaiban yang ada di dalamnya, di akhir perjalanan itu dia dipertemukan kepada Sang Pencipta Yang Maha perkasa yang telah memperjalankannya.
Mu’jizat besar Nabi akhir zaman itu ternyata bukan dengan memiliki kesaktian yang luar biasa sehingga Beliau selalu dapat mengalahkan musuh-musuh utamanya—seperti mu’jizat Nabi Musa a.s yang dengan kekuatan dari Allah s.w.t, dapat mengalahkan Fir’aun dengan seluruh kekuatannya. Mu’jizat besar itu ialah; Dengan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat dari pengalaman hidup yang dijalani, menjadikan seorang hamba mengenal (ma’rifat) kepada Tuhannya. Dengan ma’rifat itu menjadikannya mampu melaksanakan pengabdian yang hakiki kepada-Nya.
Inilah gambaran ‘tujuan akhir’ dari sebuah perjalanan ibadah. Jalan thoriqoh yang ditempuh para salik dalam kehidupan beragama. Tujuan akhir itu bukan supaya manusia menjadi kaya raya, bukan supaya manusia menjadi pimpinan partai politik sebagai jenjang awal kemudian bisa menjadi seorang penguasa Negara atau Daerah, bukan supaya manusia mempunyai karomah-karomah sehingga menjadi orang khowas atau waliyullah, bukan untuk mendapatkan harta karun yang diyakini oleh sebagian orang tersimpan di kuburan-kuburan kuno, bukan supaya orang mendapatkan khodam-khodam dari bacaan yang diwiridkan supaya orang bisa menolong kesulitan orang lain, bukan untuk menjadi tabib-tabib supaya manusia bisa mengobati orang yang sedang sakit, bukan supaya menjadi orang kuat agar bisa menanggulangi orang yang kesurupan. Akan tetapi, dengan perjalanan ibadah itu supaya seorang hamba dapat berbakti kepada Tuhannya dengan pengabdian yang sempurna.
2. Seorang hamba yang masih hidup dengan Ilmu dan Kehendak Allah s.w.t berpotensi untuk bersama-sama melaksanakan satu pekerjaan dalam waktu yang sama dengan orang lain yang sudah mati.
Di dalam peristiwa Isro’, Baginda Nabi s.a.w melaksanakan shalat berjama’ah bersama-sama para Nabi yang sudah meninggal dunia dan ketika bermi’roj Beliau s.a.w juga bertemu dan berdialog dengan mereka, untuk bersama-sama membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia di masa mendatang.
Itulah pertemuan antara dua manusia yang sudah berada pada dimensi yang berbeda, yang satu manusia dengan dimensi basyariah dan yang satunya segolongan manusia dengan dimensi barzahiah atau yang hidup pada dimensi alam barzah. Dengan peristiwa ini menujukkan bahwa manusia yang masih hidup, dengan ilmu Allah s.w.t dan izin-Nya dapat bertemu dan bersama-sama dalam satu pekerjaan dengan orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Untuk memahami rahasia yang terkandung di dalam peristiwa tersebut, ada satu pertanyaan; “Manusia yang masih hidup di dunia memasuki dimensi alam barzah ataukah manusia yang sudah meninggal dunia kembali memasuki dimensi alam dunia…?” Kalau kita sudah sepakat bahwa orang mati tidak dapat hidup lagi, maka berarti, di dalam peristiwa isro’ mi’roj itu orang yang masih hidup di dunia dengan dimensi dunianya, berhasil menembus lapisan alam sehingga dapat memasuki dimensi alam barzah.
Sungguh peristiwa ini telah membuka tabir teka-teki dan sekaligus menjadi bukti bahwa orang yang sudah meninggal dunia masih dapat saling memberi kemanfaatan kepada saudaranya yang masih hidup di dunia, dan Rasulullah s.a.w adalah pelopor perjalanan itu. Dengan syafa’at beliau yang sudah ada di tangan serta ilmu Allah dan izinnya, semestinya umat penerus perjuangan Beliau atau Ulama’ pewarisnya dapat mengikuti perjalanan itu walau tentunya di dalam keadaan dan kondisi yang berbeda.
Dalam keadaan sadar mereka mengadakan perjalanan ruhaniah untuk menembus dimensi alam barzah dengan melaksanakan interaksi ruhaniah atau tawasul kepada guru-guru ruhani, yaitu para Nabi, ash-Shiddiq, asy-Syuhada’ dan ash-sholihin yang telah mendahului menghadap kepada Allah s.w.t. Dengan itu seorang hamba mampu merasakan keberadaan mereka di saat bersama-sama dalam pengembaraan tersebut untuk sampai atau wushul kepada Tuhannya.
Allah s.w.t telah mengisyaratkan peristiwa itu dengan firman-Nya:
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Ketika “Sidrah” diliputi oleh sesuatu yang meliputinya . Penglihatan (manusia) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya . Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. QS.an-Najm; 53/16-18
Dengan uraian di atas menyimpulkan; Bahwa orang yang tidak percaya dengan kemanfaatan pelaksanaan tawasul secara ruhaniah berarti telah menafikan arti yang terkandung di dalam hikmah perjalanan Isro’-Mi’roj nabi besar Muhammad s.a.w. Peristiwa besar sepanjang sejarah manusia yang semestinya dapat dipergunakan sebagai acuan serta dasar pijakan bagi perjalanan ruhaniah yang dilaksanakan oleh orang-orang yang mengaku umat Muhammad s.a.w. Bersambung. (malfiali, Januari 2009)

Comments

  1. Assalamualaikum senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini. barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan. Sebulan yang lalu perusaan percetakan saya dirundung hutang yang cukup besar. Hal itu di akibatkan melonjaknya harga kertas dan tenaga upah yang harus saya bayar kepada para karyawan saya. Sementara itu beberapa tender yang nilainya cukup besar gagal saya menangkan. Akibatnya saya harus menjaminkan mobil saya saya untuk meminjam hutang dari bank. Namun hal itu belum cukup menutup devisit perusaan. Bahkan pada akhirnya rumah beserta isinya sempat saya jaminkan pula untuk menutup semua beban hutang yang sedang dilanda perusaan. Masalah yang begitu berat bukan mendapat support dari istri justru malah membuat saya bersedih bahkan sikapnya sesekali menunjukan rasa kecewa. Hal itu di sebabkan semua perhiasan yang sempat saya hadiahkan padanya turut saya gadikan. Disaat itulah saya sempat membaca beberapa situs yang bercerita tentang solusi pesugihan putih tanpa tumbal dan akhirnya saya bertemu dengan Kyai Sukmo Joyo. Kata pak Kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5milyar dengan tumbal hewan. Tanpa pikir panjang semua petunjuk pak.kyai saya ikuti dan hanya 1 hari. Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya. Perlahan hutang-hutang saya mulai saya lunasi. Perhiasan istri saya yang sempat saya gadaikan kini saya ganti dengan yang lebih bagus dan lebih mahal harganya. Dan yang paling penting bisnis keluarga yang saya warisi tidak jadi koleps. Jika ingin seperti saya. Saya menyarankan untuk menghubungi kyai sukmo joyo di 0823.9998.5954 situsnya www.sukmo-joyo.blogspot.co.id agar di berikan arahan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MUNGKIN INI YANG SELAMA INI ANDA CARI

Kalkulator Menghitung Masa Subur Dengan Siklus Menstruasi

ISTILAH KOMPUTER DALAM BAHASA INDONESIA